Sabtu, 25 November 2017

MEMAHAMI LAFAL LA ILAHAILLALLAH

⛔ *JANGAN SALAH MEMAHAMI LA ILAHA ILLALLAH* ‼
_(Bagian Kedua - Terakhir)_

*Makna yang salah terhadap kalimat La Ilaha Illallah*

Dari uraian di pembahasan sebelumnya, maka kita bisa memahami kesalahan sebagian kaum Muslimin dalam memahami makna La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله). Diantara pendapat mereka adalah :

👉🏼 *Tidak ada Tuhan selain Allah*

Ini adalah makna yang kurang lengkap terhadap kalimat La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ), karena makna ‘tidak ada Tuhan selain Allah” memberi gambaran bahwa tidak ada Tuhan yang lain kecuali Allah saja. Padahal Tuhan atau sesembahan selain Allah itu ada. Hanya saja sesembahan-sesembahan itu adalah sembahan yang batil. Allah –subhanahu wata’ala- berfirman :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Sesembahan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain Allah, maka itu adalah sesembahan yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” *(QS. Al Hajj : 62)*

Kalimat “sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain Allah” menunjukkan bahwa ada tuhan-tuhan lain atau boleh dikatakan sesembahan-sesembahan lain selain Allah. Ada berhala, patung, jin, batu, sungai, dan lain-lain yang dipertuhankan dan disembah oleh sebagian manusia. Itu ada dan nyata, namun sesembahan-sesembahan tersebut adalah sesembahan yang batil. Sehingga tidak layak untuk diberikan hak peribadahan.

Oleh karenanya, terjemahan “tiada Tuhan selain Allah” adalah makna yang kurang sempurna. Namun yang tepat adalah “Tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah”

👉🏼 *Tidak ada pencipta selain Allah*

Makna ini juga keliru, karena kalimat “pencipta” tidak terkandung pada kalimat ilah (إله) sebagaimana yang termaktub dalam kalimat tauhid La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ). Kalimat “tidak ada pencipta selain Allah” lebih tepat dibahasakan dengan La rabba Illallah (لا رب إلا الله). Demikian pula apa yang di utarakan sebagian orang bahwa maknanya adalah “tidak ada pemberi rizki, yang mematikan dan menghidupkan, pengatur alam semesta selain Allah”. Karena itu semua adalah kandungan dari kalimat La rabba Illallah (لا رب إلا الله).

Di sisi lain bahwa makna tersebut tidak menunjukkan tauhid yang terkandung dalam La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ) yang didakwahkan para Rasul. Seandainya maknanya demikian maka orang-orang musyrik di zaman nabi yang beliau perangi akan menjadi orang yang mentauhidkan Allah dan bukan orang musyrik lagi. Karena mereka mengatakan tidak ada pencipta selain Allah.

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَيَقُولُونَ اللَّهِ

“Katakan (kepada orang musyrik) siapakah pencipta langit yang tujuh dan arsy yang agung, maka mereka akan mengatakan Allah” *(QS. Al Mu’minun : 86)*

Inilah pengakuan orang musyrik, mereka mengakui bahwa hanya Allah yang menciptakan, namun tidak menjadikan mereka sebagai seorang muslim dan tetap diperangi oleh Rasulullah –shallalhu ‘alaihi wasallam-.

Barangsiapa yang memahami hal tersebut dan ia mendapati manusia keliru dalam memahami kalimat tauhid La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ), maka hendaklah ia menjelaskan kepada manusia dengan cara yang lembut, bijaksana, arif, dan tentunya dengan dalil yang jelas. Wallahu a’lam.

📚 Sumber : *Buletin Dakwah Madrosah Sunnah, edisi Januari Tahun I. Alamat redaksi : Jl. Bau Mangga, Panakkukang, Makassar Sul-sel. Pimpinan Redaksi : Ust. Bambang Abu Ubaidillah. Layout : Thuba Cre@tif. Sirkulasi : Ilham Al Atsary Website : www.madrosahsunnah.com*

__ °•°•°•°•° __

📡 Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama Kami Disini ⤵⤵

📲 Join Telegram: goo.gl/FXRzWo
🔎 Group WA Madrosah Sunnah : 
085255376903 (Ikhwah)
085298052909 (Akhwat)
📷 InstaGram : goo.gl/xpi3jM
📱 Facebook: goo.gl/QTJ5hi
💻 Web: www.madrosahsunnah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar