Rabu, 22 November 2017

RIYADUSH SHOLIHIN BAB JUJUR

📌 *LANJUTAN BAB JUJUR* 📌

[Tema : *Riyadush Shalihin* (132)]

*Hadits ke* 4⃣

عَنْ أبي ثَابِتٍ، وقِيلَ: أبي سعيدٍ، وقِيلَ: أبي الْولِيدِ، سَهْلِ بْنِ حُنيْفٍ، وَهُوَ بدرِيٌّ، رضي اللَّه عنه، أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "مَنْ سَأَلَ اللَّهَ، تعالَى الشِّهَادَة بِصِدْقٍ بَلَّغهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهدَاء، وإِنْ مَاتَ عَلَى فِراشِهِ" رواه مسلم.

Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hunaif -Radhiyallahu 'anhu-, dan dia pernah ikut peperangan Badar, bahwasanya Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam-  bersabda:
“Barangsiapa yang dengan jujur memohonkan kepada Allah Ta’ala supaya dimatikan syahid , maka Allah akan menempatkan orang itu ke derajat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya.” *(Riwayat Muslim)*

📖 *PENJELASAN RINGKAS* 📖

Hadits ini merupakan penjelasan akan keutamaan sifat jujur. Bahwa barangsiapa yang berdoa dengan jujur kepada Allah -Ta'ala- untuk meminta mati syahid, maka Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- akan menyampaikan dirinya  ke derajat syahid walaupun ia tidak mati di medan tempur. Sebab derajat syahid merupakan derajat yang tinggi lagi mulia di sisi Allah -Azza Wa Jalla-.

Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” *(QS. An-Nisaa: 69)*

Arti mati syahid dalam syariat ini memiliki banyak makna dan jenis. Ada yang bermakna bahwa mereka adalah para ulama yang mempersaksikan hukum-hukum Allah -Ta'ala- di muka bumi, ada pula bermakna orang yang berperang di jalan Allah -Ta'ala-, orang yang mati tenggelam, terbakar, melahirkan, karena ada penyakit di perut, dan dizholimi.

Mati syahid dapat juga di dapatkan oleh seorang muslim ketika meninggal karena membela diri dan hartanya contohnya seperti dirampok atau dibegal. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah -Radhiyallahu 'anhu- bahwa ia berkata,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَخْذَ مَالِي؟ قَالَ: «فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِي؟ قَالَ: «قَاتِلْهُ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِي؟ قَالَ: «فَأَنْتَ شَهِيدٌ»، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ؟ قَالَ: «هُوَ فِي النَّارِ»

“Ada seseorang yang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang mendatangiku dan ingin merampas hartaku?” Beliau bersabda, “Jangan kau beri padanya.” Ia bertanya lagi, “Bagaimana pendapatmu jika ia ingin membunuhku?” Beliau bersabda, “Bunuhlah dia.” “Bagaimana jika ia malah membunuhku?”, ia balik bertanya. “Engkau dicatat syahid”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Bagaimana jika aku yang membunuhnya?”, ia bertanya kembali. “Ia yang di neraka”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. *[HR. Muslim (no. 140).]*

Akan tetapi derajat yang paling tinggi dari semua hal itu adalah orang yang gugur di medan perang untuk membela agama Allah -Ta'ala-. Hal ini berdasarkan firman Allah -Azza Wa Jalla,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169) فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِين

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. *(QS. Al-Imron: 169-171)*

Maka orang-orang yang gugur dalam jihad fi sabilillah akan mendapatkan janji yang besar dari Allah -Ta'ala-. Seandainya seseorang melihat apa yang Allah -Azza Wa Jalla- siapkan bagi orang yang syahid di medan tempur dan kemuliaan serta keagungan pahalanya, niscaya ia rela untuk mati berkali-kali. Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,

مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَىْءٍ غَيْرُ الشَّهِيدِ فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ

“Semua orang yang masuk surga berangan-angan bisa kembali ke dunia, dan mereka memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Kecuali orang yang mati syahid. Dia bercita-cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh, berulang sepuluh kali, setelah dia melihat besarnya pahala yang Allah berikan kepadanya. *(HR. Bukhari 2662, Muslim 4976, dan yang lainnya).*

Maka dalam hadits ini ada anjuran untuk meminta mati syahid kepada Allah -Ta'ala- dengan niat yang baik dan jujur. Sebab itu adalah sebuah kebaikan dan kemuliaan. Oleh karena itulah, sahabat Umar bin Khoththob -Radhiyallahu 'anhu- pernah berdoa,

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِى شَهَادَةً فِى سَبِيلِكَ ، وَاجْعَلْ مَوْتِى فِى بَلَدِ رَسُولِكَ – صلى الله عليه وسلم

Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. *(HR. Bukhari 1890)*

Beliau berdoa dengan penuh keimanan dan kejujuran. Sehingga Allah -Azza Wa Jalla- mengabulkan doanya. Namun jika seseorang sudah berdoa dengan jujur dan ikhlas agar mati syahid, lalu ia justru ditakdirkan meninggal di atas ranjangnya karena sakit atau di tempat lainnya, niscaya Allah -Azza Wa Jalla- akan menganugerahkan kesyahidan untuknya karena kejujurannya tersebut.

✏ *FAEDAH HADITS* ✏

1. kesungguhan dan kejujuran hati menjadi sebab tercapainya harapan. Dan bahwasanya orang yang berniat melakukan suatu perbuatan baik, maka akan diberikan pahala kepadanya meskipun dia tidak mampu mengerjakannya atau sempat mengerjakannya hanya belum sempurna.

2. disunnahkan meminta mati syahid dan ikhlas dalam melakukannya. Sesungguhnya seorang hamba akan mendapatkan keinginannya, jika dia mengharap dengan sebenar-benarnya.

3. pemuliaan Allah -Ta'ala- terhadap umat ini, yaitu dengan amal yang sedikit Dia memberikan derajat yang tinggi di surga.

📚 Sumber: *[Syarah Riyadhus Sholihin karya Syaikh Al –‘Utsaimin -Rahimahullah- (hal. 309-312)]*
*[Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadhus Sholihin Karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali (hal. 123)]*

📝 *Ustadz Abu Dawud Ilham Al Atsary* _*hafidzohulloh*_

__ °•°•°•°•° __

📡 Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama Kami Disini ⤵⤵

📲 Join Telegram: goo.gl/FXRzWo
🔎 Group WA Madrosah Sunnah :
085255376903 (Ikhwah)
085298052909 (Akhwat)
📷 InstaGram : goo.gl/xpi3jM
📱 Facebook: goo.gl/QTJ5hi
💻 Web: www.madrosahsunnah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar