3⃣5⃣ *FIQH - SHALAT*
🍃🌸🍃 *Apa itu Sujud Sahwi? Bagaimana Caranya?*
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
MENURUT bahasa kata sahwi adalah lafazh-lafazh yang bermakna sama. Yaitu, lalainya hati dari perkara yang ma’lum (diketahui).
*Sujud sahwi dapat diartikan sebagai sujud yang dikerjakan di akhir maupun setelah selesai shalat dengan maksud untuk menutupi cacat dalam shalat karena ragu, lupa atau lalai dengan gerakan, bacaan maupun rukun-rukun dalam shalat serta sujud sahwi juga dilakukan adalah sebagai upaya penghinaan terhadap syaitan.*
Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
*= “Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang yakin.*
*Kemudian SUJUDLAH DUA KALI SEBELUM SALAM. Jika ternyata dia shalat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya.*
*Lalu jika ternyata shalatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu ADALAH SEBAGAI PENGHINAAN BAGI SETAN.”*
(HR. Muslim no. 571)
*Terdapat dua cara dalam mengerjakan sujud sahwi, yaitu sujud sahwi yang dikerjakan di akhir shalat atau sebelum salam dan sujud sahwi yang dikerjakan setelah selesai shalat.*
Berikut rinciannya..
1⃣ *Sujud sahwi yang dikerjakan DI AKHIR SHALAT atau sebelum salam, dengan sebab-sebab sebagai berikut :*
1. Lebih (dalam melakukan rukun atau wajib) shalat, seperti kelebihan rakaat, ruku dan sujud.
*Kemudian ingat disaat melakukan kelebihan tersebut. Maka ia wajib mengulurkan perbuatan lebih tersebut dan sujud sahwi sebelum salam.*
2. Lupa melakukan tahiyyat awal yaitu jika tidak ingat kecuali disaat telah berdiri secara sempurna, maka pada keadaan ini *ia harus melanjutkan shalat nyata itu dan kembali duduk untuk tahiyyat, dan nanti sujud sahwi sebelum salam.*
3. *Adapun jika ia ingat sebelum sempurna berdiri, maka ia harus kembali dan duduk untuk tasyahhud (tahiyyat) dan menyempurnakan shalat dan sujud sahwi sebelum salam.*
4. Dan hal yang harus diingat adalah, *jika ia ingat saat kedua pahanya belum terangkat dari betisnya, maka ia harus kembali duduk, lalu bertasyahhud dan menyempurnakan (meneruskan) shalatnya tanpa sujud sahwi.*
5. Ketinggalan rukun shalat: *Jika ketinggalan salah satu rukun shalat selain takbiratul ihram karena lupa, maka jika sudah sampai pada gerakan itu di raka’at berikutnya, maka raka’at yang tertinggal salah satu rukunnya itu tidak dihitung, dan rakaat yang sesudahnya sebagai gantinya.*
6. Dan jika belum sampai pada gerakan yang sama di raka’at berikutnya, maka ia wajib kembali ketempat rukun yang tertinggal lalu menunaikannya dan melanjutkan rukun sesudahnya.
*Dalam kedua hal ini wajib sujud sahwi sebelum salam.*
7. Terjadi keraguan di dalam shalat, apakah shalatnya sempurna atau lebih rakaatnya atau kurang, tanpa ada kepastian (tarjih).
*Maka jika tidak ada kepastian dalam keraguannya, maka ia menetapkan yang telah diyakini, yaitu yang lebih sedikit (kurang raka’at), lalu menyempurnakannya, kemudian sujud sahwi, lalu salam.*
2⃣ *Apabila seseorang baru ingat kekurangan jumlah dalam rukun shalat setelah mengucapkan salam, maka ia boleh melakukan sujud sahwi SETELAH SALAM KEMUDIAN SUJUD KEMBALI.*
♦ *Tata Cara Sujud yang Diajarkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam*
SUJUD termasuk dalam salah satu gerakan shalat.
Tatkala bersujud, banyak orang yang melakukannya dengan cara yang berbeda, namun tak perlu risau dan bimbang, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah memberikan contoh pada kita tentang sujud yang baik.
Penjelasannya berdasarkan hadits-hadits adalah sebagai berikut:
*(1). Bila hendak sujud, beliau mengucapkan takbir [dan beliau merenggangkan tangannya dari lambungnya], kemudian sujud.*
(HR. Abu Ya’la dengan sanad jayyid dan Ibnu Khuzainah dengan sanad lain yang shahih).
*(2). Turun ke sujud mendahulukan dua tangan, sebagaimana dengan sabda beliau,*
*= “Apabila seseorang di antara kamu bersujud, janganlah ia turun seperti cara unta, tetapi hendaklah ia letakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya"*
(HR. Abu Dawud, Tamam dalam Al-Fawaid).
*(3). Melakukan sujud dengan tuma’ninah*
*Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam selalu memerintahkan baik ruku’ maupun sujud dengan sempurna dan mengumpamakan orang yang tidak melakukan hal itu seperti orang yang sedang kelaparan.*
*Beliau juga menyatakan apabila orang yang tidak melakukan sujud dan ruku’ dengan lurus, maka shalatnya batal.*
*(4). Membaca do’a-do’a sujud*
Ketika sujud, Rasulullah sering membaca do’a ini, namun terkadang juga beliau membaca lainnya, berikut akan diuraikan sedikit dari sekian banyak do’a yang dibaca Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, yaitu:
*~ Subhaana rabbiyal a’laa, yang artinya “Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi,” (3 kali)*
*~ Subhaana rabbiyal a’laa wabihamdih, yang artinya “Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi dan segala puji bagi-Nya,” (3 kali),*
*~ Subbuuhun qudduusun rabbulmalaa ikati warruuh, yang artinya “Mahasuci dan Mahakudus, Tuhan seluruh malaikat dan ruh,”*
(HR. Muslim dan Abu ‘Awanah).
*~ Subhaanaka allaahumma wabihamdika, laailaaha illaa anta, yang artinya “Mahasuci Engkau, wahai Tuhan, dan segala puji bagi-Mu, tiada tuhan kecuali Engkau,"*
(HR. Muslim, Abu ‘Awanah, Nasa’i, dan Ibnu Nashr).
*~ Allaahummaghfirlii maa asrartu wamaa a’lantu, yang artinya “Ya Allah, ampunilah aku atas segala dosa yang kulakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan,”*
(HR. Ibnu Abi Syaibah dan Nasa’i).
5. Melamakan sujud, hal ini sebagaimana dengan cerita para sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam,
*= “Kami keluar bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pada suatu saat ketika shalat [Zhuhur atau ‘Asar]. Ketika itu beliau menggendong Hasan atau Husain. Nabi Shallahu Alaihi maju, lalu meletakkan gendongannya [di sebelah kanannya], kemudian beliau bertakbir untuk melakukan shalat, lalu sujud.*
Salah satu sujudnya beliau lakukan lama sekali.”
Kata perawi: “Aku angkat kepalaku [di tengah orang banyak], tetapi ternyata kulihat anak yang digendongnya masih berada di atas punggung Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, padahal beliau tengah sujud, lalu saya kembali bersujud.
Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam selesai melakukan shalatnya, orang-orang bertanya: ‘Wahai Rasulullah, engkau melakukan sujud dalam shalatmu [ini] lama sekali sampai kami mengira telah terjadi sesuatu pada Tuan atau Tuan mendapatkan wahyu.’
*Beliau bersabda: ‘(Semuanya itu tidak, tetapi cucuku ini menunggangiku dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya)’,”*
(HR. Nasa’i, Ibnu ‘Asakir, dan Hakim).
■ Sumber: Sifat shalat Nabi SAW/Muhammad Nashiruddin Al-Albani/Media Hidayah/Yogyakarta/Desember 2000
Repost : ➖➖➖➖➖➖➖
Group WA📚GUDANG ILMU📚
Admin : 081230068283
Tidak ada komentar:
Posting Komentar