Sabtu, 28 Oktober 2017

BITAHNYA BILAL

📖 >⭐ *اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه.ُ.*💫f
        ✨  *بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم..*🌟
*🌺اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلم🌹*

*BILAL MEMBUAT BID’AH ?*

Diantara sebagian jurus yang selalu dibawa para pembela bid’ah,  yaitu riwayat Bilal radhiallahu ‘anhu yang selalu solat dua raka’at setelah berwudhu, padahal tidak ada dalil khusus yang menunjukkan akan sunnahnya sholat dua raka’at setelah wudhu.

Berikut riwayatnya ;

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Bilal :

يَا بِلاََلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي

*“Wahai Bilal,  kabarkanlah kepadaku tentang amalan yang paling memberikan pengharapan padamu yang telah kau kerjakan,  karena aku mendengar gerakan kedua sendalmu di hadapanku di surga”.* Bilal berkata,  *“Tidaklah aku mengerjakan suatu amalan yang paling memberikan pengharapan padaku daripada jika aku bersuci bila saja di malam hari atau siang hari kecuali aku solat dengan bersuciku tersebut sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah”*
(HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458).

TANGGAPAN ;

Solat sunnah wudhu bukanlah suatu ibadah yang baru yang tidak pernah disyari’atkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Tidaklah disebutkan bahwasanya solat sunnah wudhu adalah kreasi Bilal.  Akan tetapi Nabi hanya bertanya kepada Bilal tentang ibadah yang paling memberi pengharapan kepadanya.  Tidak termaktub dalam riwayat hadits ini bahwasanya Bilal telah menciptakan solat sunnah wudhu.  Maka dapat jadi sudah ada anjuran dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelumnya.

Perlu difahami,  bahwa bid’ah adalah perkara baru dalam agama, yang muncul setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam WAFAT.

Sebagaimana yang diterangkan oleh para Ulama berikut ini.

1- Imam Al-’Iz bin ‘Abdissalam berkata :

هِيَ فِعْلُ مَا لَمْ يُعْهَدْ فِي عَهْدِ الرَّسُوْلِ

*“Bid’ah adalah mengerjakan perkara yang tidak ada di masa Rasulullah”.* (Qowa’idul Ahkam 2/172).

2- Imam An-Nawawi berkata :

هِيَ إِحْدَاثُ مَا لَمْ يَكُنْ فِي عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ

*“Bid’ah adalah mengada-ngadakan sesuatu yang tidak ada di masa Rasulullah”.*
(Tahdzibul Asma’ wal lugoot 3/22).

3- Al-Fairuz Abadi berkata :

الحَدَثُ فِي الدَّيْنِ بَعْدَ الإِكْمَالِ، وَقِيْلَ : مَا استَحْدَثَ بَعْدَهُ مِنَ الأَهْوَاءِ وَالأَعْمَالِ

*“Bid’ah adalah perkara yang baru dalam agama setelah sempurnanya, dan dikatakan juga, apa yang diada-adakan sepeninggal Nabi berupa hawa nafsu dan amalan”.*
(Basoir dzawi At-Tamyiiz 2/231).

4- Imam Al-‘Aini berkata :

وَقِيْلَ: إِظْهَارُ شَيْءٍ لَمْ يَكُنْ فِي عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ وَلاَ فِي زَمَنِ الصَّحَابَةِ

*“Dan dikatakan juga (bid’ah adalah) menampakkan sesuatu yang tidak ada pada masa Rasulullah dan tidak ada juga di masa para sahabat”.*
(Umdatul Qori’ 25/37).

Dari keterangan para Ulama tersebut, dapat kita fahami, bahwa bid’ah adalah ;

*“PERKARA BARU (dalam urusan agama), YANG TIDAK ADA DI MASA RASULULLAH MASIH HIDUP”.*

Perhatikan sekali lagi berikut ini !

*“Bid’ah adalah segala perkara yang terjadi (dalam urusan agama) SETELAH NABI TIADA”.*

Adapun perbuatan Bilal radhiallahu ‘anhu yang selalu solat dua raka’at setelah berwudhu tersebut,  adalah ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam MASIH HIDUP.

Perkara yang di katakan atau dilakukan oleh seorang Sahabat ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam MASIH HIDUP,  dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyetujuinya tidak mengingkarinya,  maka itu adalah yang disebut SUNNAH TAQRIRIYAH.

Perbuatan yang dilakukan seorang Sahabat,  dan disukai oleh Rasulullah, maka yang dilakukan oleh seorang Sahabat Rasulullah tersebut menjadi SUNNAH.

Al-Qostholaani rahimahullah berkata :

وَإِنَّمَا صَارَ ذَلِكَ سُنَّةً لِأَنَّهُ فُعِلَ فِي حَيَاتِهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَاسْتَحْسَنَهُ وَأَقَرَّهٌ

*“Hanyalah hal itu menjadi SUNNAH, karena dikerjakan di masa kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu dianggap baik oleh Beliau dan disetujuinya”.*
(Irsyaad As-Saari 5/261).

Sunah ada tiga ;

1- *SUNNAH QAULIYAH (perkata’an Nabi)*
2- *SUNNAH FI’LIYAH (perbuatan Nabi)*
3- *SUNNAH TAQRIRIYAH (diamnya Nabi)*

Diamnya Nabi,  artinya Rasulullah membolehkannya,  menyukainya. Tidak mungkin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membiarkan kalau yang dilakukan para Sahabatnya tersebut tidak benar.

Riwayat Bilal radhiallahu ‘anhu yang selalu sholat dua raka’at setelah berwudhu tersebut, dilakukan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam MASIH HIDUP.

https://agussantosa39.wordpress.com/2015/01/14/bilal-membuat-bidah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar