Bismillah...
Bedakan mana perbuatan mengkafirkan dan mana nasehat.
Ketika disampaikan dalil2 larangan berbuat Bid'ah atau larangan berbuat kesyirikan selalu datang reaksi negatif, datangnya dari orang yang terduga adalah pelakunya, dengan menuduh orang yang menyampaikan itu sebagai orang yang suka membid'ahkan dan mengkafirkan, sesungguhnya ini tidak benar sama sekali. Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah membahas soal ini, dalam sebuah pembahasan pembatal keIslaman beliau menyebut, " sebenarnya ini pembahasan yang sulit, karena kajian seperti ini dapat dianggap oleh sebagian orang adalah upaya mengkafirkan sebagian orang atau kelompok tertentu. Dianggap yang menyampaikan materi ini adalah tindakan membid'ahkan dan mengkafirkan mereka. Padahal mencap seseorang Bid'ah atau kafir adalah terlarang secara syariat dalam agama ini, karena yang berhak menghisab mutlak hanyalah Allah Azza wa Jalla.
Sebenarnya yang disebut dengan mengkafirkan adalah ketika ada seseorang mengatakan sebuah nama,"Si fulan itu kafir", dan ini perlu pengetahuan yang cukup luas, hanya ulama-ulama besar yang cukup ilmu dan dipercaya untuk menentukan seseorang sudah masuk golongan kafir, dan itu semata-mata dilakukan untuk mengingatkan umat akan bahaya yang diakibatkan orang itu. Dan bukan masuk perbuatan mengkafirkan ketika membicarakan hukum yang datangnya dari Allah dan RasulNya, karena sudah kewajiban setiap yang mengetahui hukum-hukum Allah dan RasulNya untuk menyampaikan kepada umat muslim. Tujuan dari penyampaian hukum Allah dan RasulNya kepada khalayak semata-mata untuk mengingatkan umat muslim agar punya pengetahuan mana amalan yang diridhoi oleh Allah dan RasulNya serta mana amalan yang dibenci dan dilarang oleh Allah dan RasulNya, agar umat muslim tau jalan yang selamat kemudian mereka menempuh jalan selamat itu.
Ibarat ada jalan yang diujungnya ada lubang besar ditengah jalan, maka bagi siapa saja yang tau keadaan ini dia wajib mengingatkan siapa saja yang mengendarai mobil atau motor yang melewatinya agar menghindar sehingga orang lain tidak celaka. Jika perkara lubang dijalan kita punya kewajiban untuk mengingatkan orang, apalagi dalam perkara yang jauh lebih besar yakni dalam perkara akherat(surga da neraka). Sama halnya ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menyampaikan larangan Bid'ah dan larangan kesyirikan, beliau menyampaikan karena beliau mencintai umatnya, beliau menyampaikan dengan lemah lembut, beliau berbicara bukan karena kebencian tapi NASEHAT."
Imam Nawawi rahimahullah membawakan suatu Bab dalam kitab fenomenal beliau, yaitu kitab Riyadhus Sholihin, “Bab: Memberi Nasehat. Beliau rahimahullah membawakan beberapa dalil berikut dalam bab tersebut.
قَالَ تَعَالَى : { إِنَّمَا المُؤْمِنُونَ إخْوَةٌ } [ الحجرات : 10 ] ، وَقالَ تَعَالَى : إخباراً عن نوحٍ – صلى الله عليه وسلم – : { وَأنْصَحُ لَكُمْ } [ الأعراف : 62 ] ، وعن هود – صلى الله عليه وسلم – : { وَأنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أمِينٌ } [ الأعراف : 68 ] .
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al Hujurat: 10).
“Dan aku memberi nasehat kepadamu.” (QS. Al A’raf: 62).
“Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raf: 68).
Dan beberapa hadits yang dibawakan:
وأما الأحاديث : فالأول : عن أَبي رُقَيَّةَ تَمِيم بن أوس الداريِّ – رضي الله عنه – : أنَّ النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( الدِّينُ النَّصِيحةُ )) قلنا : لِمَنْ ؟ قَالَ : (( لِلهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ رواه مسلم .
الثاني : عن جرير بن عبد الله – رضي الله عنه – ، قَالَ : بَايَعْتُ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
الثالث : عن أنس – رضي الله عنه – ، عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : ( لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحبُّ لِنَفْسِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
1- Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim no. 55).
2- Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 57 dan Muslim no. 56).
3- Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).
Sumber referensi: /rumaysho/3648-nasehat-adalah-cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar