Minggu, 24 September 2017

MENYAMPEKAN BUKAN MENUDUH

APAKAH MENYAMPAIKAN atau MENJELASKAN LARANGAN ALLAH BERARTI SEDANG MENUDUH?
♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨

Banyak diantara saudara kita yang kebingungan, yang entah karena tidak faham, salah faham, atau hanya sekedar pura-pura nggak faham, yakni ketika ada yang berbagi pengetahuan, atau pun menyampaikan dan menjelaskan tentang larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya, sering dianggapnya penjelasan tersebut sebagai tuduhan, maka dianggapnya pula yang menyampaikan dan menjelaskan tersebut sedang menuduh atau pun mem-vonis..

Misal :

Ketika seseorang menyampaikan ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah tentang Larangan Khalwat dan Zina.
(Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu Berzina?)

Ketika seseorang menyampaikan ayat Al-Quran bahwa Allah melarang orang yang sombong dan larangan membangga-banggakan diri.
(Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu telah berbuat sombong?)

Ketika seseorang menyampaikan ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah tentang Larangan Mengada-ada dalam perkara ber-Ibadah kepada Allah.
Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu berbuat Bid'ah?)

Ketika seseorang menyampaikan ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tentang Larangan berbuat Syirik dan Menyekutukan Allah.
(Apakah berarti orang tersebut sedang menuduh orang yang sedang mendengarkannya ­ itu berbuat Syirik, atau ia sedang mengkafirkan orang yang mendengarkannya?)

Ketika seseorang sedang menyampaikan mana yang haq dan mana yang bathil menurut Al-Quran dan Hadits, serta menjelaskan agar kita semua selalu berpegang pada Al-Quran dan Hadits.
(Apakah artinya orang tersebut sedang merasa benar sendiri dan sedang menuduh orang yang mendengarkannya itu salah dan bodoh semua?)

Apakah seperti itu?

Apakah jika Menyampaikan Larangan Allah dan Rasul-Nya, maka otomatis sedang menuduh orang lain? Atau sedang merasa paling benar sendiri?

Jawabnya : Tentu saja TIDAK..!!

Saudaraku, jika memang (misalnya) ada pelaku zina yang merasa tersinggung dan terpukul dengan seruan dan larangan zina dari seseorang, tentu bukan berarti Ayat Al-Quran dan Haditsnya yang salah, bukan juga berarti orang yang menyampaikan itu yang salah.

Tapi, justru si pelaku zina-lah yang harusnya berbenah dan memperbaiki diri, bukankah begitu?

Demikian juga ketika pelaku kesombongan mendengar saudaranya sedang mengingatkan atau berbagi ilmu tentang larangan berbuat sombong serta memamerkan kekayaan. Maka bukan Al-Quran dan Haditsnya yang salah, dan bukan juga berarti orang yang menyampaikan itu yang salah.

Tapi, justru si pelaku kesombongan lah yang seharusnya mulai berbenah diri, mulai berhati-hati dalam berucap karena sesungguhnya pemilik kesombongan itu adalah haq mutlak Allah.

Begitu juga halnya ketika pelaku seorang bid'ah mendengar saudaranya sedang mengingatkan atau berbagi ilmu tentang larangan bid'ah, syirik, dan lain-lain.. Maka bukan Al-Quran dan Haditsnya yang salah, dan bukan juga berarti orang yang menyampaikan itu yang salah.

Tapi, justru si pelaku bid'ah lah yang seharusnya mulai berbenah, mulai menimbang-nimbang amalannya tersebut apakah sudah cocok apa belum denganAl-Quran dan Hadits.

Lha iya kan, masa' ada yang mengingatkan kok ya malah dianggap menghina dan di balas hinaan, dianggap menuduh, dianggap mengkafirkan, dan seterusnya, kan secara adab saja kalo ada yang mengingatkan kita seharus kita itu berterima kasih. Walaupun yang mengingatkan tersebut tidak bertujuan mendapat ucapan terima kasih, tetapi karena memang saling mengingatkan dalam kebaikan itu adalah perintah Allah SWT.

Jadi, jika ada yang berbagi ilmu, menjelaskan, atau pun mengingatkan, maka gak perlu panik, apalagi sampai berkata :

"Jangan merasa benar sendiri.!!!"
"Jangan sok tau, hanya Allah yang paling tau.!!!"
"Urusan amat loe, suka-suka gue" dan lain sebagainya dengan ucapan yang mungkin sejenis itu...

Tidak perlu tersinggung..
Simpan aib rapat-rapat..
Jangan ceritakan kepada siapa pun..
Segera bertaubat dan perbaiki diri..
Allah Maha Pengampun dan menutupi aib hamba-hamba NYA.

Namun, jika memang Betul ada orang yang suka menuduh orang lain tanpa bukti dan dalil, atau belum dihilangkannya penghalang2 darinya atau tanpa sebab-sebab Syar'i dan tidak memenuhi syarat-syarat yang Syar'i lainnya, misalnya dengan berkata :
"si Fulan atau Fulanah telah berbuat Zina..!! si Fulan atau Fulanah adalah sombong..!!, si Fulan atau Fulanah adalah ahli Bid'ah..!!, si Fulan atau Fulanah adalah seorang Musyrik, dia Kaafir !!" atau tuduhan-tuduhan yang semisal..

Maka, orang yang asal main tuduh dan vonis tersebut telah berbuat gegabah dan terjerumus dalam permasalahan yang amat besar !! Naudzubillaahi Min Dzaalik.

Dari Ibnu Umar Radiyallahu anhu, Nabi muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam  bersabda :
“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh tuduhannya itu akan kembali terarah kepada salah seorang di antara mereka berdua"

Dalam sebagian riwayat lain disebutkan:
“Apabila sebagaimana apa yang dia katakan maka dia tidak bersalah akan tetapi apabila tidak sebagaimana yang dia tuduh maka tuduhan itu justru kembali kepadanya" (HR. Bukhari dan Muslim, Syarah Muslim [2/126-127] dan Shahih Bukhari, hal: 1254)

Kesimpulannya:

Adalah salah besar jika ada yang menyangka bahwa jika ada seseorang yang menyampaikan dan menjelaskan sebuah larangan dari Allah dan Rasul Nya, Kok ia malah dianggap menuduh..

Justru sebaliknya:
Jika ada yang menyampaikan sebuah nasehat, entah itu tentang sebuah larangan dalam agama, atau tentang kesesatan, atau yang semisalnya, itu justru berarti ia sayang pada saudaranya, ia tidak ingin saudaranya terjatuh dalam perkara yang dilarang tersebut..

Lain halnya jika ada seorang muslim kok hanya diam saja melihat saudaranya yang lain sedang terjerumus dalam larangan-larangan Allah , maka rasa sayang dan persaudarannya terhadap sesama muslim perlu dipertanyakan.

Akhir kata "Semoga Allah  memberikan kefahaman untuk kita semua"

Wallaahu A'laam Bish-Showaab..

__________________
Sumber : Titian Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar