Selasa, 26 September 2017

BEKAL BERDAWAH

💧💦EMBUN PAGI💧💦
Selasa,  26 September 2017
06 Muharam 1439 H
                  💧Edisi ke-326💧
==========⭐=========
🕌 *Bekal Utama Dalam Dakwah:*

*Ketiga: Akhlak*
🌾 _Sejarah mencatat, bahwa Rasulullah Muhammad adalah sosok da’i yang paling berakhlak. Karena akhlaknya, beliau disegani oleh teman maupun lawan. Bahkan, tidak sedikit orang yang kemudian menerima dakwahnya._
_Abu Bakar As Shidiq menceritakan, bahwa dahulu di Madinah ada seorang Yahudi buta yang selalu meludahi Nabi ketika beliau melintasi rumahnya. Namun, keburukan tersebut Nabi balas dengan akhlak kebaikan, setiap hari Nabi datang ke rumahnya dan menyuapinya makanan. Hal itu terus beliau lakukan sampai Allah mewafatkannya. Datanglah kemudian Abu Bakar untuk merawat Yahudi tersebut, namun Yahudi buta itu berkata, “Celaka engkau, kau bukanlah yag biasanya menyuapiku, ia lebih lembut daripada engkau.” Abu Bakar baru paham bahwa selama ini Yahudi itu tidak tahu siapa yag kerap melayaninya. “Ketahuilah, sesungguhnya orang tersebut telah tiada, dia adalah Rasulullah yang kerap kau ludahi.” Mendengah hal itu, luluhlah hati si Yahudi, ia menangis, dan kemudian bersyahadat._
_Dengan demikian, sangatlah tepat apa yang dikatakan oleh Sufyan ats Tsauri,_

لِسَانُ الْحَالِ أَصدَقُ مِنْ لِسَانِ الْمَقَالِ.
_“Nasihat yang disampaikan melalui perbuatan (akhlaq) terkadang lebih mengena dari nasihat yang melalui ucapan.”_

*Keempat: Tegas dalam Kebenaran*
🌾 _Ketegasan, alangkah pentingnya karakter ini disandang oleh para da’i. Terlebih kita hidup di zaman, di mana orang yang berpegang kepada agamanya seperti qabidhul jamr, menggenggam bara api, digenggam terasa panas tapi jika dilepaskan akan mati._
🌾 _Ketegasan bisa diterapkan pada dua kondisi. *Pertama,* ketegasan dalam mengambil keputusan untuk konsisten di atas kebenaran. Meskipun harus berbeda dengan kebanyakan orang, atau bahkan menjadi sasaran olok-olokan. Karena alam pikir dan keberpihakan mayoritas belum condong kepada syariat. *Kedua,* ketegasan lebih dibutuhkan lagi untuk menolak kemaksiatan dan kebatilan. Padahal kebatilan sering datang dengan wajah menawan, menyenangkan dan menggiurkan. Banyak orang yang secara ilmu sudah paham tentang haramnya sesuatu, tapi ia tidak bisa meninggalkannya karena sungkan, takut menyinggung perasaan orang, atau khawatir penghargaan orang kepadanya menjadi berkurang. Maka dibutuhkan ketegasan yang mampu mengalahkan rasa takut atau sungkan untuk mengatakan ‘Tidak’ kepada kemaksiatan._

*Kelima: Kesabaran*
🌾 _Sabar adalah sifat yang harus selalu dipelihara oleh setiap da’i. Sudah menjadi sunatullah bagi siapa saja yang mendakwahkan kebenaran, pastilah akan mendapat perlawanan dari orang-orang yang membela kebatilan. Al Quran telah banyak berkisah tentang kesabaran para Nabi dan Rasul dalam memperjuangkan agama tauhid. Mereka rela menanggung semua resiko dan bahaya yang mengancam nyawa._
🌾 _Sangatlah menarik apa yang dipesankan Lukman al Hakim kepada anaknya, sebuah kata-kata yang menjadikan anaknya tidak pernah goyah dalam mendakwahkan kebenaran. Allah mengabadikan kata-kata tersebut dalam Al Quran,_
_“Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”_
*(Luqman: 17).*

*Bersambung...!*
Metode Dakwah Qur'ani
و الله المستعان...😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar