RUH NABI SHALLALLAHUALAYHI WASALLAM HADIR DI ACARA MAULID DAN BARZANJI
Banyak orang yang meyakini bahwa ruh Nabi shalallahualayhinwasallam hadir dalam ritual maulid dan bazanji. Tentunya jika setelah wafatnya Nabi shallallahualayhi wasallam, ruh Nabi hadir dalam ritual maulid dan barzanji,atau melihat dan bertemu Nabi dalam keadaan terjaga maka melazimkan hal sebagai berikut :
- Berarti ruh Nabi dapat berjumlah ganda, karena memungkinkan dalam satu waktu (terutama tanggal 12 robiul awwal) dilaksanakan banyak maulid di seluruh dunia, Dan ruh Nabi shallallahualayhi wasallam hadir di acara tersebut. ? Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika sebagian orng melaksanakan maulid berdiri serentak dalam menyambut kedatangan Nabi di ritual mereka. Bukankah pada saat Nabi hidup saja Beliau shallallahualayhi wasallam tidak dapat menjadikan jasadnya berada di dua tempat? Apalagi setelah meninggal. ?
- Meyakini Ruh Nabi masih bisa hadir di ritual mereka maka melazimkan mereka masih dapat berkomunikasi dengan Nabi,meminta agar Nabi shallallahualayhi wasallam memberi solusi tentang permasalahan ummat. Hal ini tentunya merupakan khurofat besar, bukankah terjadi perselisihan diantara para shahabat karena kesalahpahaman dan peran kaum khawarij sehingga terjadi pertumpahan darah? Lantas kenapa para shahabat tidak berdiskusi dengan ruh Nabi untuk memecahkan masalah dan solusi dalam perselisihan mereka. ?
- Jika ada yg berkeyakinan bahwa ruh Nabi shallallahualayhi wasallam muncul di acara maulid, tentunya para Shahabat Nabi akan bersemangat untuk mengadakan acara maulid setiap tahun,kerena kerinduan dan kecintaan mereka terhadap Nabi shallallahualayhi wasallam dan berdiskusi kepada Nabi shallallahu alayhi wasallam. Atau jika perlu para Shahabat akan mengadakannya setiap hari demi bisa bertemu Nabi shallallahualayhi wasallam. Apakah ada manusia sekarang yang mengaku lebih cinta dan rindu pada Nabi daripada para Shahabat. ?
- Jika bisa bertemu dengan ruh Nabi shallallahualayhi wasallam, melazimkan orang yang bertemu dengan Nabi adalah para Shahabat sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar Asqolani dan para Ulama, " seorang yang bertemu dangan Nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan beriman ".Jika perkaranya demikian maka para Shahabat tidak hanya berhenti pada zaman Nabi shallallahualayhi wasallam tetapi akan berlanjut sampai hari kiamat. Dan berarti buku yang ditulis oleh Ibnu Hajar Asqolani tentang nama nama para shahabat adalah buku yang penuh kekurangan. Mengingat masih banyak "Shahabat baru" dari kalangan habib sufy yang datang belakangan karena bertemu Nabi shallallahualayhi wasallam.
- Jika mereka masih bisa bertemu Nabi shallallahualayhi wasallam dalam keadaan terjaga, tentunya kitab2 hadits yg ada sekarang seperti Shahih bukhari, Shahih Muslim, musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud dan lainnya ternyata masih jauh dari kelengkapan. Hal ini dikarenakan masih banyaknya hadist hadist yang diriwayatkan oleh "shahabat baru" yang bertemu dan berbicara dengan Nabi setelah wafat.
- Jikq mereka masih bisa bertemu Nabi dalam keadaan terjaga maka sungguh perjalanan jauh yang ditempuh Al Bukhari dan para ahli haidits lainnya dalam mengumpulkan hadits Nabi merupakan pekerjaan yang bodoh dan membuang tenaga dan waktu juga biaya. Sebenarnya caranya mudah, tinggal membuat acara maulidid, bertemu dan belajar langsung dari Nabi shallallahualayhi wasallam.
- jika mereka bisa bertemu dengan Nabi dalam keadaan terjaga, maka pernyataan para ulama bahwa " kitab yang paling shahih/valid setelah Alquran adalah shahih Bukhari" merupakan pernyataan yang ngawur. Karena dalam kitab tersebut Imam Bukhari masih meriwayatkan hadits melalui perantara, jalur jalur sanad yang dalam satu sanad terdapat beberapa perawi. Adapun para " Shahabat baru" yakni para habib sufy yang mampu bertemu Nabi dalam keadaan terjaga,mereka meriwayatkan LANGSUNG DARI NABI TANPA PERANTARA.jadi kalau hadits hadist " shahabat baru " dikumpulkan maka lebih shahih daripada kitab shahih bukhari.
RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU.
wallahua'lam.
@gafy abdullah.
sumber referensi : ajaran madzab syafii yg ditinggalkan oleh Ustad Dr. Firanda Andirja MA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar