Rabu, 05 Desember 2018

TIDAK ADA ISTIMEWA ULAMA DAN AHLUL BAIT

TIDAK ADA KEISTIMEWAAN ULAMA & AHLUL BAIT DALAM AGAMA ISLAM.

Mungkin saudara pernah mendengar Nabi berkata: “Sekiranya anakku Fatimah mencuri, pastilah akan kupotong tangannya”. Dan kalau sekirannya Fatimah benar mencuri, niscaya seluruh ahlul bait dan keluarga serta para sahabat – serta merta menghalangi Nabi dari pemotongan tangan Fatimah. Disebabkan kecintaan kepada keluarga Rasulullah. Syukurlah itu hanyalah suatu perandaian.

Walaupun perandaian, terbukti tidak adanya pengecualian hukum terhadap keluarga Nabi sendiri. Kalau sekiranya ada pilih kasih, tentulah agama Islam akan jauh lebih murat marit dari keadaan yang sekarang ini.

Sebelum menulis tentang tidak adanya keistimewaan ahlul bait dalam agama, telah lebih dahulu didahului oleh artikel2 yang bernada sama seperti: Tidak ada keistimewaan seorang Rasul diantara semua Rasul2 Allah, tidak adanya keistimewaan sebuah dua surah dalam Al Qur’an di banding surah-surah yang lain, dan tidak ada pula ayat-ayat istimewa dibandingkan ayat-ayat yang lain. Juga, ketidak istimewaan shalat shubuh diantara shalat yang 5(lima) waktu itu. Itu Ulah Ulama saja! ISLAM ITU AGAMA SETARA DAN KESETARAAN DISEGALA LINI KEHIDUPAN DUNIA AKHIRAT. Islam itu agama seimbang dan keseimbangan disegala penjuru langit dan bumi.

Justru dalam kesetaraan itulah – dalam keseimbangan itulah, Allah mengadakan ujian dan cobaan, siapa yang akan tampil beda dihadapanNya via ikhtiar atau usaha2 yang dilakukannya. BUKAN KARENA KETURUNANNYA! BUKAN KARENA MENGAKU-NGAKU ‘GUA KETURUNAN LANGSUNG NABI MUHAMMAD”!!! Sifat atau sikap yang seperti itu bukan ajaran Islam. NO NEPOTISME dan semacamnya dalam Islam!!! Dan tidak mungkin Agama Allah berwatak dan bertabiat seperti itu. Dari mana jalan mungkinnya??? Bila ada diantara saudara menganggap ada seperti itu, dengan sendirinya saudara meremehkan “harkat dan martabat” agama Allah Yang Maha Perkasa.

Nabi tak punya putra yang hidup sampai dewasa, demikian juga Ali sepupunya. Belum pernah terdengar bahwa Hasan dan Husen mempunyai putra-putra, kecuali berkeseliweren gossip hembusan kaum Shi’ah demi mempertahankan tradisi agama dan Imam-imamnya. Tidak lain dari itu. Tentang Paman Rasul bernama Abu Lahab, yang mempunyai 12 (duabelas) putra semuanya, hampir tak pernah disebutkan orang. Kalaupun mungkin keturunan mereka pernah datang ke Indonesia, tentulah keturunan Abu Lahab itu yang lebih memungkinkan.

Yang perdana datang adalah campuran orang-orang Persia Arab Shi’ah baur sUfiSme dan thoriqat2an dengan sektenya masing-masing. Bahkan dalam bukunya, Sdra Habib Al Qadri menuliskan bahwa perintis “riba” (rentenir) dipasar-pasar di Java adalah habib-habib. Bagaimana mungkin sebar agama disamping tebar riba? Yang Dampaknya masih terlihat sampai zaman now. Tidak heran kalau pengetahuan dan pemahaman Islam kita masih cemar dari murni.

Mereka adalah orang2 yang “lebih” kalau bukan “paling” memuliakan manusia Ulama/Imam/Rahib/Pendeta diatas Tuhan. Pengaruh ini “bersangatan kuatnya” pada semua strata orang Islam Indonesia, tak kecuali pada Ulama dan kaum cerdik-pandai-nya. PADAHAL INI HARUS DI-ENYAH-KAN DARI SOFTWARE PEMIKIRAN ORANG2 ISLAM.

Tolonglah kami Ya Allah. Bila tidak Engkau tolong, mereka tidak akan dapat mendengar alias pekak/budeg! Bila Engkau tak memberikan PetunjukMU, mereka akan tetap berkepala batu. Bila tidak Engkau tolong mereka akan tetap berhati tanpa nurani, dan tetap dalam kezaliman selamanya, sampai akhir hayat mereka. BUKANKAH MEREKA HAMBA HAMBAMU JUGA YA ALLAH? ITULAH PINTAKU PADAMU.

##. KATAKANLAH: "AKU (MUHAMMAD) TIDAK BERKUASA MENARIK KEMANFAATAN BAGI DIRIKU DAN TIDAK (PULA) MENOLAK KEMUDARATAN KECUALI YANG DIKEHENDAKI ALLAH.(NB: Nabi sendiri tak berkuasa menolak taqdir baik atau buruk terhadapnya. Terus, apakah yang ngaku2 keturunan Nabi/ahlul bait punya keistimewaan dihadapan Allah? Berfikirlah saudara2ku, jangan nunut manut pada keadaan ini seperti orang buta, dan tuli tak tahu apa-apa. (Ingat, yang saya jadikan hujjah adalah ayat-ayat Allah yg gamblang.)

NABI KATAKAN TAK BEDA ORANG ARAB DENGAN ORANG BUKAN ARAB. Karena memang Islam memelihara kesetaraan semua hamba di hadapan Allah. Yang membedakan hanyalah ilmu pengetahuan, iman dan amal.

DAN SEKIRANYA AKU MENGETAHUI YANG GAIB, TENTULAH AKU MEMBUAT KEBAJIKAN SEBANYAK-BANYAKNYA DAN AKU TIDAK AKAN DITIMPA KEMUDARATAN. AKU TIDAK LAIN HANYALAH PEMBERI PERINGATAN, DAN PEMBAWA BERITA GEMBIRA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN". (Ali Imran 188) (nb: Nabi tidak mengetahui yang ghaib, terus apa yang ngaku ahlul bait tahu yang ghaib, bisa ngundang Nabi dalam mimpi dll? Ya Allah kemusyrikan tiada tara!!! Nabi itu tidak lain selain pemberi peringatan dan berita gembira.

Jangan sampai – sudah mengetahui hujjah dari Allah – masih tetap pada sikap/pendirian lama. Bila demikian halnya, tidak ada ampunan dari-NYA. Berarti saudara tidak memakai akal yang diperintahkanNYA itu. Lihat Yunus100, Allah timpakan kemurkaan pada orang yang tak pakai akal. Lihat Yusuf 108, beragama tanpa dalil/hujjah adalah kemusyrikan. Lihat Al Israa 36, dilarang keras meniru-niru agama lain. Lihat Yunus 36, Dilarang keras menduga-duga/menyangka-nyangka dalam hidup beragama. Lantas mau bersembunyi dimana anda dengan pemahaman tradisi Bani Israel/Shi’ah itu???

Oleh karena itu rajinlah baca sejarah, utamakan sejarah 25 Rasul dalam Al Qur’an, dan sejarah perkembangan cepat Islam dari Arab, Africa, India sampai Andalusia. Imperium Muawiyah itu saudara, telah meng-ilhamkan Hitler dengan “BlietKrieg”, perang kilatnya pada perang Dunia ke II dan telah mengangkat tinggi Machiavelli sebagai tokoh Politik dengan tactik dan strategy ala “Moawea”.

Kembali pada subject diatas. Kita harus memahami bahwa kesetaraan dan atau keseimbangan itu adalah wujud nyata agama Islam yang ADIL & BENAR. Adil itu benar dan benar itu adil. KEADILAN itu dalam Islam suatu PERKARA YANG BESAR. Allah selalu menyatakan bahwa DIA-lah Tuhan Yang Menghisaab Hamba2Nya dengan seadil-adilnya. Bukan itu saja, si hamba yang mau dan mampu berbuat adil terhadap diri dan keluarga sendiri, SELANGKAH MENUJU TAQWA! (ini seharusnya dipahami sebagai hadiah dari suatu perlombaan beramal tentunya). BERLAKU ADILLAH, KARENA ADIL ITU LEBIH DEKAT KEPADA TAKWA. (Al Baqarah 237)

Begitu heibatnya perbuatan adil itu dalam sisi pandang Allah Pencipta. Bukankah kegundah-gulanaan Dunia saat ini disebabkan oleh angkara murka ketidak adilan manusia? Manusia – bila berkuasa – suka memutuskan hubungan kekeluargaan. (Silakan menyebutkan daftar kerusakan dunia masa kini, maka disisi Allah: KERUSAKAN PALING TOP RANGKING ADALAH KERUSAKAN KEKELUARGAAN (antar manusia yang kehilangan rasa kemanusiaan. Yang diganti Allah dengan rasa kebinatangan.)

##. MAKA APAKAH KIRANYA JIKA KAMU BERKUASA KAMU AKAN MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI DAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN KEKELUARGAAN? (Muhammad 22)

Termasuk para Ulama yang merasa berkuasa atas agama Allah yang tidak mereka ketahui detailnya. Lantas berkata begini dan begitu seakan benar dan ummat nunut manggut saja terhadap jenggot, sorban dan gamisnya. Persis seperti seekor kerbau tusuk hidung, yang dihela oleh seorang bocah usia ingusan. Demi Allah, janganlah saudara2ku seperti itu. Jadikanlah Hukum Allah sebagai basis berfikir dan kekritisanmu. Jangan atas landasan pengetahuanmu yang (pasti) selalu berseberangan dengan ajaran2 Allah dalam KitabNya. UNGGULKAN AL QUR’AN!

Saya pikir sudah cukup alasan2 logis bagi saudara untuk memulai hidup baru dalam beragama. Saatnya tiba untuk berlaku wajar bin normal bin biasa-biasa saja terhadap mereka (Ulil Amri, Ulul Albaab, dan ahlul bait dll) Berlakukan hukum Islam kepada mereka yaitu:

##. DAN (INGATLAH), KETIKA KAMI MENGAMBIL JANJI DARI BANI ISRAEL (YAITU): JANGANLAH KAMU MENYEMBAH SELAIN ALLAH, DAN BERBUAT BAIKLAH KEPADA IBU BAPAK, KAUM KERABAT, ANAK-ANAK YATIM, DAN ORANG-ORANG MISKIN, SERTA UCAPKANLAH KATA-KATA YANG BAIK KEPADA MANUSIA, DIRIKANLAH SALAT DAN TUNAIKANLAH ZAKAT. KEMUDIAN KAMU TIDAK MEMENUHI JANJI ITU, KECUALI SEBAHAGIAN KECIL DARIPADA KAMU, DAN KAMU SELALU BERPALING. (Al Baqarah 83)

Saya cantumkan keseluruhan ayat walaupun bermaksud focus pada kalimat: “UCAPKANLAH KATA KATA YANG BAIK KEPADA MANUSIA”. Lihat betapa universalnya ketentuan Allah itu. (manusia disini bisa pemimpin/ulil amri, ulul albaab, ahlul bait dan lain lain dan macam macam.) semua setara:”Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada mereka”. Cukup!!!

Lihat larangan Allah diatas: “Janganlah kamu menyembah selain Allah”. Satu diantara maksudnya adalah: “Jangan tunduk bungkuk sambil cium tangan mereka” – sikap seperti ini termasuk “menyembah” Tuhan manusia (haram) disamping menyembah Allah, Tuhan pencipta manusia. Muhammad Rasul Allah menolak keras diperlakukan seperti ini. Kalau pernah ada, beliau katakan: “Apaan kamu ini? What happens with you???

KECUALI, SUNGKEM KEPADA KEDUA ORANG TUA KANDUNG, ini diperintahkan Allah dan bukan kepada ulil amri, ulul albaab atau ahlul bait dll. (Haram baik bagi si ummat maupun/apalagi bagi Ulama (yang tahu tapi sengaja mendiamkannya – karena merasa megah dan mewah atas perlakuan seperti itu terhadapnya.) Allah janjikan azab yang pedih bagi mereka.

DAN JANGANLAH KAMU MELUPAKAN KEUTAMAAN DI ANTARA KAMU. SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA MELIHAT SEGALA APA YANG KAMU KERJAKAN. (Al Baqarah 237)

Diantara kamu = diantara manusia, siapapun mereka, hendaklah saling menjaga keutamaan diantara kita. Tidak ada kekhususan kepada siapapun, bahkan kepada Rasul (tidak boleh bungkuk2 cium tangan Rasul.)

Suatu hari Rasul masuk Masjid, sekalian yang ada pada berdiri menghormati Nabi. Lha, Nabinya terhairan-hairan dan mengatakan duduklah, duduklah, aku-kan anak Pak Abdullah pedagang roti? So, Nabi saja biasa biasa saja, kok malah kita kehebohan luar biasa???

Sampaikan hal ini kepada seluruh ummat dan orang2 yang “merasa” ahlul bait, agar mereka mulai mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada hamba-hamba Ciptaan-Nya.

##. DAN KATAKANLAH: "SEGALA PUJI BAGI ALLAH YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK DAN TIDAK MEMPUNYAI SEKUTU DALAM KERAJAAN-NYA DAN DIA BUKAN PULA HINA YANG MEMERLUKAN PENOLONG DAN AGUNGKANLAH DIA DENGAN PENGAGUNGAN YANG SEBESAR-BESARNYA. (Al Israa 111)

~. Tuh lihat lagi, “segala puji bagi Allah”. ~. Dia tidak punya “sekutu” dalam kekuasaanNya (so jangan puji/sembah selain Allah). ~. Allah tak memerlukan pertolongan, sedangkan Muhammad 100% ditolong Allah. ~. Oleh karena itu, khususnya tuan-tuan rasa ahlul bait?? Jangan lagi mengagungkan Muhammad dengan aneka “shalawatan2”. Ganti dari sembah Muhammad menjadi menyembah Allah Tuhan yang sebenar-benarnya.

DAN TUHANMU AGUNGKANLAH, (Al Mudatsir 3)

APA KANDUNGAN AYAT TERAKHIR INI?
##. DAN TANYAKANLAH KEPADA RASUL-RASUL KAMI YANG TELAH KAMI UTUS SEBELUM KAMU: "ADAKAH KAMI MENENTUKAN TUHAN-TUHAN UNTUK DISEMBAH SELAIN ALLAH YANG MAHA PEMURAH?" (Az Zukhruf 45)

Satu diantara kandungan ayat ini adalah kebiasaan kaum Bani Israel sejak zaman Musa dan Harun alaihissalam, melecehkan para Nabi semasa hidupnya, namun mengagungkan dan menyembah mereka setelah matinya.

Tidak mengherankan bila kuburan-kuburan menjadi lebih ramai dari Sinagog-sinagog, dari Gereja-gereja dan turun temurun ke Masjid-Masjid sampai ke Monas-monas sampai hari besok, kalau malam ini tidak kiamat.

ALANGKAH BESAR PENGARUH BANI ISRAEL, BANI NASRANI DAN BANI SHI’AH BUKAN?? (dalam kehidupan keagamaan Islam kita).

Pohonkanlah syukur sampai tinggi menjulang kelangit atas karunia Allah yang telah memelihara kita dari pengaruh-pengaruh agama purba.

Salam, Alexander Idrus Zulkarnain, Bukit Indah Complex, CIPUTAT 15414.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar