Tampaknya beliau mulai lupa diri bahwa beliau itu siapa. Baik Saya akan mengingatkan bahwa jng lupa bahwa anda itu hanyalah seorang profesor dibidang hukum positif indonesia, anda bukan siapa2 dlm bidang hukum islam & tdk pantas berbicara & menetapkan hukum halal-haram nya Allah.
Terlalu naif bin jahil ketika kita melihat seorang nelayan mendebati seorang dokter ketika membahas masalah kesehatan. Begitu juga sangat naif & fatal bin jahil ketika ada org yg hanya ahli dlm bidang hukum tata negara berbicara terlalu jauh apalagi sampai menghukumi suatu permasalahan dlm agama yg dia tdk punya ilmu dlm bidang itu.
Baik saya akan membantah statment beliau dlm cuitan status beliau dilaman sosial medianya.
Adapun perkataan beliau tentang masjidil haram & nabawi memakai transaksi Bank konvensional itu perlu data atau bukti yg valid. Tapi ya sudahlah, kalaupun apa yg beliau katakan itu benar maka saya katakan Masjidil haram & nabawi, NU & Muhammadiyah serta tokoh2nya bukanlah dalil atau hujjah yg dapat diterima utk menghalalkan perkara yg sdh Allah & RosulNya haramkan. Sebab Dalil dalam menentukan hukum halal-haramnya Allah adalah Al'Quran & As'sunnah serta ijma para ulama2.
Cuitan beliau menunjukan ketidakfahaman beliau terhadap asas agama ini. Kenapa? karena statment beliau itu sama saja beliau menghalalkan sesuatu yg sdh Allah haramkan & itu menunjukan bahwa hukum dari Allah itu hanya bersifat sementara. Pemikiran2 seperti ini akan mudah kita jumpai pada pemikiran2 orang2 liberal yg menolak hukum Allah apabila bertentangan dng akal rasionalnya. Maaf saya tdk mengatakan beliau org liberal. Tapi ketahuilah bahwa hukum Allah itu selamanya sama & akan tetap berlaku sampai akhir zaman. Maka siapa yg berani mengubahnya sama saja ia berkata bahwa Allah telah salah membuat hukum. naudzubillah.
ini bukan demokrasi sehingga orang dapat berbicara semaunya tanpa ilmu. ini adalah peraturan Allah yg Maha Benar & Maha Mulia & hanya orang2 yg punya ilmu agama lah yg dibenarkan utk membahas masalah agama itu sendiri. Maka mari kita tahu diri, agar kita membatasi diri, agar kita tdk masuk ke ranah agama yg bukan kompeten kita
Saya sarankan bapak utk banyak mentadaburi Al'Quran & hadits. ada hadits nabi yg berbunyi "akan tiba suatu masa dimana org2 yg berpegang teguh pada sunnah itu seperti menggenggam bara Api"
hadits ini seolah2 menunjukan keadaan kita yg sekarang.
Jadi sudah seperti itu pak konsekuensinya, sebab kita berada dizaman dimana riba itu sudah meyebar keseluruh penjuru dunia & kita hrs melawan klo mau selamat dari ancaman Allah terhadap pelaku riba.
Allah melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan dengannya, kedua saksinya, dan penulisnya, lalu beliau bersabda, “mereka semua itu adalah sama“. (HR. Muslim)
“Satu dirham dari riba yang dimakan oleh seseorang dan ia tahu itu (riba), maka lebih besar di sisi Allah dari pada berzina tiga puluh enam kali“. (HR. Imam Ahmad dan At-Thabrani)
“Riba itu ada tujuh puluh tiga pintu dan yang paling ringan adalah seperti seorang laki-laki yang menzinahi ibu kandungnya sendiri“. (HR. Ibnu Majah)
Semoga Allah memberimu hidayah & mengampuni mu atas ucapan yg diucapkan tanpa ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar